Wednesday, October 20, 2010

sit and read

Kodz is wearing black socks, white 3/4 pant, a pink cardigan, green tshirt that peeped out under the cardigan, and also a yellow shawl.

Sitting on mbut's laptop, reading http://donttakeitliterally.wordpress.com/ and http://www.desianwar.com/writings/journal.html

Try it, it's delicious! Even on this costume :)

Thursday, August 19, 2010

Melakukan sesuatu dengan benar

Kadang gue terombang ambing dalam pertanyaan, mending mana: melakukan sesuatu secara benar, atau main babat aja biar cepet(dan ga pusing)?

Well, hasilnya siiih... kalo sesuatu gue pertimbangkan masak2 prosesnya, gmana enaknya untuk orang yang kerja sama.... emang pas saat mengerjakan jadinya ga repot lagi. And I guess that's an ideal way.

Semoga saya (kami, Dear God) selalu diberi kekuatan untuk mengerjakan banyak hal dengan cara yang benar.

Amin.

Magno

Pergilah gundah

Jauhkan resah

Lihat segalanya lebih dekat

Dan 'kubisa menilai lebih bijaksana

(soundtrack Petualangan Sherina soundtrack)

Will you throw everything for passion? will you throw everything for your dreams? (Dan kadang mimpi itu bukan hanya egois untuk dirimu saja, bila mimpi tersebut untuk kebaikan orang banyak)

What if you have family? yang hidupnya bergantung padamu?

Tanggal 14 Agustus kami bertemu dengan Mas Singgih S. Kartono, pencipta wooden radio Magno. He's life is for his passion and dreams. Big dreams, yang melibatkan cita2 berbangsa dan bernegara(Sounds hyperbolic, but wait till he himself tells Magno's concept to you).

Buat gue, seakan2 perjuangan dia dan keluarganya mengejar passion tersebut terbayar sekarang, dengan distribusi radio dan produk kayunya di mancanegara. Bila membaca konsepnya, banyak yang akan mengatakan "sulit/tidak mungkin". But it works on him. On his family.

Apakah bila kita jujur mengejar passion, suatu saat akan dijawab? Apakah keadaan terseok-seok itu hanyalah penundaan kenyamanan? Jawaban yang tertunda.

Maybe.

Semoga.

Tuesday, March 16, 2010

Writing

Gue temukan lagi cinta lama gue...

writing =)

hello, mate! miss u...!

Komponen Jasa dan Perusahaan dalam Industri Buku

"Good is not enough, it has to be sell"

1.
Saya menemukan info mengenai pembagian keuntungan sebuah buku bagi para pekerja maupun pihak penerbit, distributor, dll.

sumber:http://mhzen.wordpress.com/2008/02/16/sisi-unik-self-publishing-biaya-cetak-buku-sangat-variatif/#comment-307
55% dari harga buku diambil oleh distributor.
dari 55 % tsb, 35% diambil oleh toko buku yang dititipkan.Jadi distributor hanya mendapatkan bersih 20%.

45% dari harga buku adalah hak penerbit.
bila 10 % diberikan kepada penulis sebagai royalti, maka 35% adalah hak penerbit. Jangan lupa, penerbit adalah suatu perusahaan yang harus membayar biaya operasional dan juga gaji karyawan(demikian juga distributor adalah suatu perusahaan yang membutuhkan biaya operasional, karyawan, dan juga untuk pengiriman barang).


(Semua angka di atas sangat relatif, tergantung dari peraturan yang ditetapkan oleh masing2 perusahaan baik itu penerbitan, distributor, maupun toko buku. Btw, saya baru ngerti sekarang mengapa bisa ada "toko buku diskon". Atau, mengapa toko buku online dapat memberikan diskon hingga 10-15 %. They don't need a physical space to sell books)

Bila harga buku Rp.50.000 :
35% - Rp.17.500
20% - Rp.10.000
10% - Rp.5.000
35% - Rp.17.500

Bila dilihat lagi dari semua komponen terbitnya sebuah buku di atas, yaitu: penulis-ilustrator-penerbit-distributor-toko buku, yang menjual murni jasa hanyalah 2 komponen pertama: ilustrator dan penulis. Sedangkan penerbit, distributor, dan toko buku semuanya mempunyai nilai modal yang tidak dapat "dihilangkan": operasional kantor(listrik,komputer,perabot,sewa kantor,kendaraan),gaji karyawan,biaya cetak(harga kertas dan tinta tidak bisa dikurangi harganya). Singkat kata, seperti membandingkan profesi "jasa" misalnya dokter dengan profesi "berdagang" ,misalnya seorang pedagang komputer. Dokter bisa saja bilang" bayar segini aja, cukup kok buat saya". Tapi pedagang komputer? Udah pasti ada harga minimal yang harus dibayar, karena pedagang komputer kan membeli komputer itu dari pihak lain. Jadi, ada suatu barang "fisik" yang nilainya tidak dapat dihilangkan.

"Jasa" biasanya menuntut hanya keahlian,dengan sedikit modal(atau hanya di awalnya) untuk membeli alat bekerja(komputer, pensil, kertas, cat). Tetapi suatu usaha yang mengahsilkan barang, berarti membutuhkan sumber daya yang kasat mata untuk mewujudkannya. Karena itu juga, harga sebuah desain dapat bervariasi dengan range yang sangat ekstrim,tapi harga baranng ada batasnya =) Contohnya, harga sebuah logo perusahaan. Bisa hanya beberapa juta saja, namun bisa juga hingga milyaran. Keuntungannya, harga dari suatu jasa kreatif sesungguhnya tidak ada batasnya. Dapat dihargai setinggi2nya, tentu saja sesuai dengan konteks dan juga mutu dari hasilnya. Namun kekurangannya, nilainya juga dapat dikurangi tanpa ada standar tertentu yang membatasi. Posisi pekerja kreatif juga dilemahkan dengan kenyataan bahwa penulis dan ilustrator biasanya merupakan individu, sedangkan penerbit, distributor, dan toko buku adalah suatu perusahan dengan badan hukum yang mempunyai kekuatan dan pengaruh yang besar.

Pada awalnya ketika saya mengetahui pembagian keuntungan dalam industri perbukuan, pikiran saya adalah :penerbit juga ‘hanya’ menerima 35% , apalagi bila dipikirkan biaya operasional kantor, pegawai, dst, apakah kendalanya ada di harga buku yang tidak bisa terlalu mahal ya…? karena ternyata semua pihak yang terlibat di industri perbukuan(penulis-ilustrator-distributor-penerbit) juga menerima ’secukupnya’ saja…"
(yang saya sebutkan adalah penerbit karena saya sebagai ilustrator biasanya berhubungan dengan penerbit,sehingga selama ini tidak terpikirkan peran komponen lain dalam industri perbukuan)"

Namun bila dipikirkan lagi, apakah itu suatu etika yang baik, di mana anda mengharapkan hasil yang excellent dari orang lain, tetapi anda tidak bersedia "membayar harganya"? Harga buku yang tidak bisa terlalu mahal di pasaran, apakah menjadi alasan yang tepat untuk membayar penulis dan ilustrator dengan nilai yang tidak selayaknya?

Dalam proses pembuatan barang apapun, masing-masing pihak tentunya memiliki perannya masing-masing. Peran penulis dan ilustrator adalah menghasilkan karya yang sebaik-baiknya sehingga menarik dan berguna bagi pelanggan. Mengenai harga buku yang tidak terlalu tinggi, apakah jawabannya pada bagian pemasaran, agar buku yang terjual semakin banyak?Atau harga buku yang tinggi, sebenarnya bisa terjual tergantung pada promosinya? Atau komposisi tema buku yang diterbitkan sebaiknya diatur jumlahnya yang beredar di pasaran, sehingga tidak mengalami kejenuhan akibat banyaknya tema yang sama di pasar?

Saya kira banyak sekali faktor yang dapat dikemukakan baik dari sisi penerbit(juga distributor, toko buku, dst) maupun dari sisi pekerja kreatif. Saya sendiri masih cukup awam tentang penerbitan ini, sehingga belum banyak hal yang bisa saya kemukakan. Tetapi tetap saja apapun faktor-faktor itu, saya pikir tidak selayaknya ada kerja seseorang yang kita hargai dengan harga yang tidak sepantasnya. Apabila penulis dan ilustrator tidak bisa dibayar dengan harga pantas, apakah bisa dibilang"karena kami(penerbit) tidak bisa menetapkan harga buku terlalu mahal, karena daya beli masyarakat". Bila porsi kami (ilustrator) menghasilkan karya yang sebaik-baiknya sehingga menarik di hati masyarakat, bukankah adalah tugas anda (penerbit, distributor,toko buku), untuk membuat buku laku banyak di pasaran, sehingga bisa menutup biaya operasional anda sekaligus memberikan apresiasi yang layak bagi kami.

Seharusnya apresiasi yang layak bagi pekerja buku menjadi suatu "komponen harga yang harus dibayar", bukannya "komponen harga yang dapat dikurangi, toh mereka hanya mengeluarkan tenaga dan pikiran bukan uang, dan tidak punya kekuatan besar(secara hukum)".

Mungkin salah juga kalimat saya di atas “…..bukankah adalah tugas anda (penerbit, distributor,toko buku), untuk membuat buku laku banyak di pasaran, sehingga bisa menutup biaya operasional anda sekaligus memberikan apresiasi yang layak bagi kami”


Mungkin yang benar adalah, harus ada suatu langkah kreatif yang melibatkan semua komponen di dalam industri perbukuan untuk membuat suatu sistem yang menguntungkan bagi semua komponen di dalamnya, dan tentu saja, juga bagi masyarakat. Saya juga ga keberatan kok kalo harga buku semakin murah. Kan bisa comot sana sini selalu jadinya kalo ke toko buku =)

But well, like I said before-I’m just an amateur. Anybody making coments, please? =)

Hmm.. ide: kalau buku Indonesia bagus kualitasnya, bisa didistribusikan ke luar negeri kan? Sehingga range keuntungan makin tinggi, karena eksemplar yang dicetak makin banyak)


2.


Mengenai quotes paling atas tadi, hmmm…. Saya cuma mau bilang: komersil itu ga selamanya jelek lho…. Dan idealis itu ga selamanya lebih bagus. Kenyataannya:
1.Di dunia ini uang memang sesuatu yang kita butuhkan kok.
2. Komersil itu kadang cuma masalah kenal atau tidaknya audience terhadap hal yang kita sodorkan. Kalo ternyata emang lebih dekat, lebih akrab di otak mereka, ya ga heran kalo lebih disukai +) Kan seterusnya jadi urusan kita sebagai desainer untuk mengolah yang dekat di hati dan otak klien/masyakat itu menjadi sesuatu yang berbobot .

So, …jangan sensi ah, sama kata “komersil”!
Heheh…(menyindir diri sendiri….setelah membaca: http://mhzen.wordpress.com/2010/01/21/rahasia-self-publishing-buatlah-buku-layak-pasar/)

Tuesday, February 16, 2010

Sekarang Baru Tahu


1

Sekarang aku baru tahu kenapa ibu-ibu di iklan sering bilang ".....biar makin disayang suami". Dulu gue anggap"Ih, kebanggaan diri lo sebatas tanggepan suami sih..." Gila, sinis amat gue ya... hihihii...


Cuma tadi siang tau2 Sam ga enak badan, nah kalo menunya malem udang kecap sama sawi ijo kuah, waah ga pas tuh. Pasti maunya yang kuah2...secara kilat gue berubah rencana jadi shabu-shabu. Modalnya cuma udang yang tadinya mau dikecap sama pakcoy sisa kmaren siang. Lari bentar ke supermarket nambahin beberapa barang. Well, Sam seneng banget. Senyum lebar tersungging kanan kiri =D


Yah, pada intinya...seperti kata buku apa gitu yah...wanita senang merawat, pria senang...dirawat(diperhatikan). Mungkin karena pria kurang bisa memelihara dirinya sendiri dan mengurusi hal-hal domestik kayak bajunya, makanannya, rumahnya, makanya sangat senang dan merasa terbantu ketika ada yang mengurusi hal2 tersebut untuknya. Karena, ketika hal2 domestik di atas diurus secara benar orang juga merasa bahwa hal2 itulah yang membuat kualitas hidupnya(terutama jasmaninya) meningkat. Nah, itu memicu pria untuk memuji dan menyayangi orang yang merawatnya, a.k.a istri. Nah, secara wanita kalo secara emosional sudah merasa senang, apalagi merasa disayangi, pasti rasanya selangit deh..hahahaaaa...


Jadi? Jadiii gue masih melihat iklan sabun pel dengan komen jahat"duileee lante wangi doaaang sumringah gituuu..." padahal hari ini juga gue rasanya selangit


=p


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2

Pernahkah kamu beranggapan "Aneh banget sih nih orang abis nikah jadi beda gini". Nah, dulu gue kadang bertemu dengan kasus2 seperti itu, dan gue bertekad bahwa "Gue ga akan berubah". Hahahahaaaa...


Sikap demikian dulu gue sebut sebagai 'permissive' sekarang gue sebut sebagai 'kompromistis'. Tahu ga, berubah pendirian itu ga selamanya jelek lho =) Karena...siapa tahu, pendirianmu yang lama itu ga lebih baik/lebih benar dari kompromi yang sekarang...nah looo...heheheee..(contoh kasus: gue)


Dan lagi, menikah itu berarti kamu menjadi seseorang yang baru. Karena kamu bukan lagi dua, melainkan satu. Beneran deh, lo mesti bisa melihat persoalan dari sudut pandang lain ketika sudah menikah. Mesti fleksibel. Mesti berani mengorbankan pendapat, dan bisa bilang "hehehe...iya ya, aku salah, caramu lebih bener..."


So, I am changing now. Menjadi seorang yang lebih baik...karena pasanganku mengubahku =)


Terima kasih, sayang!


*cuph*

Friday, January 22, 2010

IF-wilderness

Little Jane is playing Tarzan! Until her mother calling from below(cos her costume using her mother bedsheet..don't you love that little blue pattern...?)

Friday, January 15, 2010

My 3 lucks

I'm a very very lucky girl, and He loves me so much. Here I tell you why:

firstly firstly, Gue dibesarkan di lingkungan yang baik dan berkecukupan, sehingga gue sampai saat ini punya cukup kecerdasan dan kemauan untuk mencapai berbagai hal. Dan juga nilai-nilai yang diajarkan ke gue sejak kecil terbukti ampuh menyelesakan berbagai masalah. Thanks to my parents.

secondly, Dia mengijinkan gue untuk hidup dalam passion gue. I might get lost beetween 2000-2007, but in late 2007, He shows me that I can live with my drawings and paintings: There is a profesion called illustrator. I know I like to draw, but I think I'm not that genius to be a true 'artist', but I'm not very much interesting either on comics. Illustrator is something perfect for me. And since that 2007, I live like a free bird out of a cage, and not just flying-I'm singing out loud! Haha...!

third, He gave me a perfect spouse. I used to be a difficult person (being 200% melancholic can get you a daily trouble). But since we planned for a wedding (and it last till now), he changed me a lot. Now I'm living my life more lightly then ever...It is so relieving to live this way.
And, I feel so loved. An abundant love...everyday, every minutes.

Thank you! +)
Friday, 15 Januari 2010
3.32 PM

Thursday, January 14, 2010

IF-Confined



Hello! My name is Audelia Agustine, or just call me Audi. I'm an illustrator live in bandung, Indonesia. Indonesia have the most famous island, Bali....but we also have thousands of beautiful place and cultures! Do come to our country and enjoy it!
And of course...please visit my gallery at http://tudelia.deviantart.com/ =D

This is my first time submitting IF theme(hope my pic match the theme...). I'll be very delighted for bunch of comments and critics! Hope I can learn from you all on IF =D Thank you!

Tuesday, January 5, 2010

I will get it

Kalo penasaran pada sesuatu hal, biasanya gue akan nguber terus. Sebanyak apapun informasi yang bisa gue dapatkan, rasanya ga berarti sebelum orangnya (or someone else)memberikan jawabannya sendiri untuk gue.

I will finish this next week. Just see.

Ready to beat this.
Hah!