Thursday, January 27, 2011

Anne and Emily 2

Saya punya penulis favorit baru: Lucy Maud Montgomery. Dan itu disebabkan oleh masuknya buku-buku terjemahan seri Anne of Green Gables di Indonesia.


Pikir-pikir, wawasan literatur saya ditentukan oleh Gramedia (dulunya), dan semua penerbit yang menerjemahkan buku-buku anak-anak. Saya kira novel anak sempat vakum setelah era 80-90an...eranya Enyd Blyton dan Astrid Lindgren. Kembali
booming ketika Harry Potter terbit, yang diikuti banyak sekali novel-novel bertema sejenis: dunia fantasi, sihir, dan epik(oh ya-Lord of The Rings...).

Beberapa tahun belakangan saya tidak terlalu intens ke toko buku, tapi saya mulai melirik Anne of Green Gables sejak buku kedua-nya diterbitkan: Anne
of Avonlea . That's the BEST book in Anne's series. Sebagai seorang anak kecil(di Anne of Green Gables), menurut saya dia agak2 terlalu cerewet :p so many conversation dan celetukan... ketika Anne beranjak dewasa, sekitar umur 14-17 tahun, dia sangat pas. Tidak ada tokoh lain yang lebih riang, warm and kindhearted, so positive as she was. Anne of Avonlea adalah novel yang sangat indah, penuh dengan penggambaran desa Avonlea yang menakjubkan. Ketika Anne sudah kuliah, dia menjadi agak... naive. Penolakannya kepada Gilbert selama bertahun-tahun sungguh-sunguh menyebalkan. Di House of Dreams, penulis masih memakai perspektif anak-anak... bagi saya mengherankan mengapa kehamilan Anne tidak diceritakan. Padahal untuk orang seperti Anne, itu pastilah suatu peristiwa yang menakjubkan.

Lalu saya bertemu dengan Emily, si bocah berambut hitam berkepang dua(Emily of New Moon). Gadis kecil ini sangat sarkas, dan sebagai anak kecil (lagi-lagi) dia nampak terlalu berani dan karenanya kadang terkesan agak kurang sopan. Buku ini menyajikan kehidupan dengan cara yang berbeda dengan seri Anne. Dalam Anne of Green Gables, dunia terlihat sangat indah. Buku yang sangat ideal untuk anak berusia sampai..yah, 11 atau 12 tahun mungkin.


Dalam buku pertama Emily bahkan di umur 10 tahun, ada tetangganya, lelaki tua yang menggodanya tentang pernikahan. Buku ini lebih realistis, namun saya tidak yaki
n 'sangat cocok' untuk anak umur 10 tahun ke bawah :p Karena ada sedikit kekejaman, banyak kekelaman, dan realita tajam di dalamnya.

Tapi sampai pada buku kedua, Emily Climbs yang menceritakan Emily pada usia 14-17 tahun, saya mulai menyukai gadis ini, dan kemudian,
sangat menyukainya. Emily has depth, passion, and she's a black haired :)

So here it is, Emily!

...Haruskah dia menolak arus, ketika datang tawaran untuk mengikutinya? Bunga-bunga Lili putih bulan Juni melambai-lambai di dalam angin sepoi-sepoi lembut. Emily nyaris bisa melihat teman lamanya, Perempuan Angin, membungkuk di atas bunga-bunga itu untuk mendongakkan dagu sehalus lilin mereka..... (Emily Climbs, halaman 464-465)

And last one, thank you to Mizan-Qanita Publisher, yang telah merintis terbitnya tema-tema Anne. Lalu muncul The Story Girl (juga oleh Lucy M. Montgomery) oleh penerbit lain, diikuti oleh banyak cerita bertema serupa. Bahkan Secret Garden terbit kembali dengan gaya sampul yang sama dengan Story Girl tersebut…!(if you know what I mean :p)

Love Qanita and Mrs. Lucy :D