Tuesday, March 16, 2010

Writing

Gue temukan lagi cinta lama gue...

writing =)

hello, mate! miss u...!

Komponen Jasa dan Perusahaan dalam Industri Buku

"Good is not enough, it has to be sell"

1.
Saya menemukan info mengenai pembagian keuntungan sebuah buku bagi para pekerja maupun pihak penerbit, distributor, dll.

sumber:http://mhzen.wordpress.com/2008/02/16/sisi-unik-self-publishing-biaya-cetak-buku-sangat-variatif/#comment-307
55% dari harga buku diambil oleh distributor.
dari 55 % tsb, 35% diambil oleh toko buku yang dititipkan.Jadi distributor hanya mendapatkan bersih 20%.

45% dari harga buku adalah hak penerbit.
bila 10 % diberikan kepada penulis sebagai royalti, maka 35% adalah hak penerbit. Jangan lupa, penerbit adalah suatu perusahaan yang harus membayar biaya operasional dan juga gaji karyawan(demikian juga distributor adalah suatu perusahaan yang membutuhkan biaya operasional, karyawan, dan juga untuk pengiriman barang).


(Semua angka di atas sangat relatif, tergantung dari peraturan yang ditetapkan oleh masing2 perusahaan baik itu penerbitan, distributor, maupun toko buku. Btw, saya baru ngerti sekarang mengapa bisa ada "toko buku diskon". Atau, mengapa toko buku online dapat memberikan diskon hingga 10-15 %. They don't need a physical space to sell books)

Bila harga buku Rp.50.000 :
35% - Rp.17.500
20% - Rp.10.000
10% - Rp.5.000
35% - Rp.17.500

Bila dilihat lagi dari semua komponen terbitnya sebuah buku di atas, yaitu: penulis-ilustrator-penerbit-distributor-toko buku, yang menjual murni jasa hanyalah 2 komponen pertama: ilustrator dan penulis. Sedangkan penerbit, distributor, dan toko buku semuanya mempunyai nilai modal yang tidak dapat "dihilangkan": operasional kantor(listrik,komputer,perabot,sewa kantor,kendaraan),gaji karyawan,biaya cetak(harga kertas dan tinta tidak bisa dikurangi harganya). Singkat kata, seperti membandingkan profesi "jasa" misalnya dokter dengan profesi "berdagang" ,misalnya seorang pedagang komputer. Dokter bisa saja bilang" bayar segini aja, cukup kok buat saya". Tapi pedagang komputer? Udah pasti ada harga minimal yang harus dibayar, karena pedagang komputer kan membeli komputer itu dari pihak lain. Jadi, ada suatu barang "fisik" yang nilainya tidak dapat dihilangkan.

"Jasa" biasanya menuntut hanya keahlian,dengan sedikit modal(atau hanya di awalnya) untuk membeli alat bekerja(komputer, pensil, kertas, cat). Tetapi suatu usaha yang mengahsilkan barang, berarti membutuhkan sumber daya yang kasat mata untuk mewujudkannya. Karena itu juga, harga sebuah desain dapat bervariasi dengan range yang sangat ekstrim,tapi harga baranng ada batasnya =) Contohnya, harga sebuah logo perusahaan. Bisa hanya beberapa juta saja, namun bisa juga hingga milyaran. Keuntungannya, harga dari suatu jasa kreatif sesungguhnya tidak ada batasnya. Dapat dihargai setinggi2nya, tentu saja sesuai dengan konteks dan juga mutu dari hasilnya. Namun kekurangannya, nilainya juga dapat dikurangi tanpa ada standar tertentu yang membatasi. Posisi pekerja kreatif juga dilemahkan dengan kenyataan bahwa penulis dan ilustrator biasanya merupakan individu, sedangkan penerbit, distributor, dan toko buku adalah suatu perusahan dengan badan hukum yang mempunyai kekuatan dan pengaruh yang besar.

Pada awalnya ketika saya mengetahui pembagian keuntungan dalam industri perbukuan, pikiran saya adalah :penerbit juga ‘hanya’ menerima 35% , apalagi bila dipikirkan biaya operasional kantor, pegawai, dst, apakah kendalanya ada di harga buku yang tidak bisa terlalu mahal ya…? karena ternyata semua pihak yang terlibat di industri perbukuan(penulis-ilustrator-distributor-penerbit) juga menerima ’secukupnya’ saja…"
(yang saya sebutkan adalah penerbit karena saya sebagai ilustrator biasanya berhubungan dengan penerbit,sehingga selama ini tidak terpikirkan peran komponen lain dalam industri perbukuan)"

Namun bila dipikirkan lagi, apakah itu suatu etika yang baik, di mana anda mengharapkan hasil yang excellent dari orang lain, tetapi anda tidak bersedia "membayar harganya"? Harga buku yang tidak bisa terlalu mahal di pasaran, apakah menjadi alasan yang tepat untuk membayar penulis dan ilustrator dengan nilai yang tidak selayaknya?

Dalam proses pembuatan barang apapun, masing-masing pihak tentunya memiliki perannya masing-masing. Peran penulis dan ilustrator adalah menghasilkan karya yang sebaik-baiknya sehingga menarik dan berguna bagi pelanggan. Mengenai harga buku yang tidak terlalu tinggi, apakah jawabannya pada bagian pemasaran, agar buku yang terjual semakin banyak?Atau harga buku yang tinggi, sebenarnya bisa terjual tergantung pada promosinya? Atau komposisi tema buku yang diterbitkan sebaiknya diatur jumlahnya yang beredar di pasaran, sehingga tidak mengalami kejenuhan akibat banyaknya tema yang sama di pasar?

Saya kira banyak sekali faktor yang dapat dikemukakan baik dari sisi penerbit(juga distributor, toko buku, dst) maupun dari sisi pekerja kreatif. Saya sendiri masih cukup awam tentang penerbitan ini, sehingga belum banyak hal yang bisa saya kemukakan. Tetapi tetap saja apapun faktor-faktor itu, saya pikir tidak selayaknya ada kerja seseorang yang kita hargai dengan harga yang tidak sepantasnya. Apabila penulis dan ilustrator tidak bisa dibayar dengan harga pantas, apakah bisa dibilang"karena kami(penerbit) tidak bisa menetapkan harga buku terlalu mahal, karena daya beli masyarakat". Bila porsi kami (ilustrator) menghasilkan karya yang sebaik-baiknya sehingga menarik di hati masyarakat, bukankah adalah tugas anda (penerbit, distributor,toko buku), untuk membuat buku laku banyak di pasaran, sehingga bisa menutup biaya operasional anda sekaligus memberikan apresiasi yang layak bagi kami.

Seharusnya apresiasi yang layak bagi pekerja buku menjadi suatu "komponen harga yang harus dibayar", bukannya "komponen harga yang dapat dikurangi, toh mereka hanya mengeluarkan tenaga dan pikiran bukan uang, dan tidak punya kekuatan besar(secara hukum)".

Mungkin salah juga kalimat saya di atas “…..bukankah adalah tugas anda (penerbit, distributor,toko buku), untuk membuat buku laku banyak di pasaran, sehingga bisa menutup biaya operasional anda sekaligus memberikan apresiasi yang layak bagi kami”


Mungkin yang benar adalah, harus ada suatu langkah kreatif yang melibatkan semua komponen di dalam industri perbukuan untuk membuat suatu sistem yang menguntungkan bagi semua komponen di dalamnya, dan tentu saja, juga bagi masyarakat. Saya juga ga keberatan kok kalo harga buku semakin murah. Kan bisa comot sana sini selalu jadinya kalo ke toko buku =)

But well, like I said before-I’m just an amateur. Anybody making coments, please? =)

Hmm.. ide: kalau buku Indonesia bagus kualitasnya, bisa didistribusikan ke luar negeri kan? Sehingga range keuntungan makin tinggi, karena eksemplar yang dicetak makin banyak)


2.


Mengenai quotes paling atas tadi, hmmm…. Saya cuma mau bilang: komersil itu ga selamanya jelek lho…. Dan idealis itu ga selamanya lebih bagus. Kenyataannya:
1.Di dunia ini uang memang sesuatu yang kita butuhkan kok.
2. Komersil itu kadang cuma masalah kenal atau tidaknya audience terhadap hal yang kita sodorkan. Kalo ternyata emang lebih dekat, lebih akrab di otak mereka, ya ga heran kalo lebih disukai +) Kan seterusnya jadi urusan kita sebagai desainer untuk mengolah yang dekat di hati dan otak klien/masyakat itu menjadi sesuatu yang berbobot .

So, …jangan sensi ah, sama kata “komersil”!
Heheh…(menyindir diri sendiri….setelah membaca: http://mhzen.wordpress.com/2010/01/21/rahasia-self-publishing-buatlah-buku-layak-pasar/)