Thursday, June 25, 2009

An Illustrator Learn to Design

I'm shocked.
Beberapa waktu yang lalu, saya menerima sebuah pekerjaan desain. Mendesain. Ingat, saya bukan seorang graphic designer. Saya seorang ilustrator. Saya memberi port folio ilustrasi kepada calon(pada waktu itu) klien saya waktu itu. She like those illustrations, jadi dia mempercayakan saya untuk mendesain sekitar selusin item(OK deh, 9) di tokonya. Saya menyebutnya Graphic Accesories. Item-item itu terdiri dari desain ulang papan nama(papan nama toko di pinggir jalan, di bagian luar), signage penunjuk barang(directory), sampai kartu ucapan dan shopping bag ramah lingkungan.

Hal pertama yang saya pertanyakan adalah, "Mampukah saya?akan menjadi seberapa rumitkah hal ini?" Tetapi, saya memutuskan untuk mencobanya. So I accept this project.

Untuk shopping bag dan kartu ucapan, saya masih bermain2 dengan ilustrasi. Oh,tapi, saya sangat stress dengan program vector. Saya ga bisa vector. Tapi percetakan semua mintanya COREL. Photoshop is my hero. And I don't meant to change it. Tapi saya tidak bisa mengelak, toh. Persoalannya sempat berlarut-larut, and this is something I must anticipate next time.

Pertanyaan berikutnya tiba ketika saya sampai pada desain signage barang dan petunjuk lantai. Saya harus mengamati konteks yang lebih besar. Suatu hari saya memutuskan bahwa tidak bisa tidak, saya harus survei ulang. Saya menghabiskan waktu berjam-jam di toko tersebut. Mengamati, mengukur, dan menggambar. Saya berhasil membuat preliminary yang yah, bolehlah. Tetapi masalah (BESAR) datang ketika saya mendatangi kontraktor signage nya.

Dan tiba-tiba saya sadar bahwa selama ini saya bermain di pinggiran. Saya tahu bahwa saya harus terjun lebih dalam, tapi saya berusaha menghindarinya, hingga saya datang ke si kontraktor dan saya harus menghadapi kenyataan: I have to deal with material and measurements and accuracy.

You know? Saya berusaha menghindar dengan anggapan2 "this is design, not architecture". Tapi nampaknya, saya harus mengerjakannya dengan intensitas yang sama. Dengan keribetan yang tak jauh berbeda, dengan dulu ketika saya membuat detail2 mainan anak2 untuk playground(dulu, waktu saya masih arsitek junior). And I try to run cos I don't have enough time. Cos I must start another project next week.

O yea, plus, actually I know this client still have to learn willing to pay more for "design". Dan gue masih saja mendesain dengan naif. Tanpa pertimbangan terhadap material dan budget. What does I have to do? always making back up plan? or maybe think more on the next design. But how bout those preliminary she'd already agree? How bout that? raaaargh. And it's already 3 PM now. Last thursday in June. Great.

Hah.

OK lah. Saya senang telah tersadar.






No comments: