Wednesday, December 17, 2008

Memilah

Memilah.

Memburu satu titik masalah sampai titik itu menjadi terang benar asal-usul sebab-akibatnya di otakmu.

Saya mulai belajar menulis naskah. This is one of the blessings He gave me. Ketika saya akan pindah dan kantor tidak menginginkan ilustrator yang tidak dapat hadir secara fisik, saya diberi pilihan lain: menulis. It's kodz kodz kodelikodz, who always have a will to be a writer =)

So, here I am! trying to understand all of this scientific material. Untuk satu naskah ini, materinya Penyerapan Bunyi. Itu adalah topik ynag disebut Pak Joko kepadaku. Ia menyebutkan beberapa pointer, yang mengaburkan topik utama tadi. Aku, tepatnya, mengaburkan semuanya dalam otakku.

Tahukah kamu, dari suatu sumber bunyi, bunyi akan merambat melalui media dan kemudian ia diserap, atau, dipantulkan. Pantulan bunyi dapat berupa 1) bunyi yang memperkeras bunyi asli, 2) gaung, dan 3) gema.

Pointer yang disebut Pak joko a. l. : contoh2 ruangan dengan dinding khusus, sifat bunyi, material2 penyerap bunyi.

Pada research pertama saya tersesat ke wilayah desain akustik. Bagaimana agar kualitas audio suatu home theater baik adanya. Ini tidak hanya bicara tentang penyerapan bunyi, tapi juga bagaimana agar bunyi dapat disebar frekuensinya sehingga suara dari peralatan audio tetap prima.

Lalu saya menghadap Pak Joko. Ia bilang pada saya, bahwa fokusnya adalah "Bunyi dapat diserap. ia dipantulkan berulang2 dalam rongga suatu material dan akhirnya hilang". Saya masih belum ngeh juga. Ga memfokuskan pikiran saya pada kata 'penyerapan bunyi'.

Lalu saya baca komik KUARK Tahun ke-2(skarang udah terbitan tahun ke-5), tulisan Vinda. Dan saya baru ngerti apa yang Pak Joko maksudkan. Penyerapan bunyi, kodz! penyerapan bunyi! Naskah yang ditulis Vinda memfokuskan diri pada penjelasan bagaimana bunyi dapat menjadi begitu bising sehingga ia perlu treatment agar kebisingan itu tidak mengganggu. Yaitu dengan cara diserap.

Naskah yang sudah saya tulis, menyebutkan satu point fokus di atas dalam satu kalimat yang cuma makan tempat 1/4 halaman. Sementara Vinda membahasnya dalam 4 halaman. Hell, yeah! Aku baru sadar aku menyesatkan diri lagi dengan memasukkan pantulan sebagai fokus pembahasan. Vinda membahas penyerapan suara dengan setting yang nyata dan familiar. rrraaaaggghhhh.....

Menajamkan topik yang dibahas, dan mendapatkan pengertian yang mendalam dari topik tersebut. Kalo kita bisa melakukan itu, niscaya masalah akan lebih cepat selesai. Karna masalah jadi terlihat lebih sederhana. Sehingga kita ga jiper untuk menyelesaikannya.

Camkan itu, kodz!

Baik, madame!

Haiyah!