Monday, August 31, 2009

Aku dan Orang tuaku

Dee baru saja menulis tentang orang tua. Bagaimana kita saling mengenal satu sama lain. tidak sebagai 'orang tua' dan 'anak' tapi sebagai manusia dan manusia.

Sejak saya dewasa-definisi dewasa di sini: lulus kuliah, udah kerja, ga dikasih uang saku lagi(tapi masih numpang makan tidur loh)-beragam hal yang saya lihat di mata orang tua saya.. Tiba-tiba segala hal terasa berubah.

Masa kecil saya adalah masa kecil yang aman. Duniaku sungguh ideal, persis seperti taman bunga di majalah Bobo. Keluargaku harmonis, setiap sabtu pulang sekolah jalan-jalan ke Pasaraya dengan mama dan kakak, rumahku nyaman dan segala sesuatu tersedia. Kami tidak pernah dilarang. Karena orang tuaku percaya kami tahu batas. Kami tidak pernah meminta sesuatu yang berlebihan. Karena kami tahu sampai di mana batas orang tua kami.

Namun ketika aku mulai bekerja, beberapa hal mulai berubah. Bagaimana usia (mulai) senja orang tuaku membuat mereka tidak lagi optimal dalam berkarya. Hubungan personal antar mereka berdua juga lebih terlihat nyata. Beberapa keluh kesah yang tidak pernah sampai di telinga anak-anaknya sejak dulu, kini mulai tiba di telingaku-atau kalau tidak, memang sengaja disampaikan.

Apakah karena aku dianggap dewasa? Atau memang persoalan-persoalan itu baru ada sekarang?

Aku baru melihat mereka sebagai persona, sekarang. Kamu tahu bedanya? Aku melihat stok gula habis. Aku kesal pada ibuku karena ibu bertanggung jawab atas suplai gula di rumah. Apakah aku bisa selalu ingat untuk berpikir "mungkin cuma lupa. karena, misalnya, sedang asyik chatting dengan teman lama. Atau mungkin belum sempat. Atau hal2lainnya".

Apakah kamu berharap orang tuamu yang terbaik di dalam segala hal? Atau, setidaknya, mereka mempunyai credit bagus di hadapan rekan2nya. Kecewakah kamu bila ternyata tidak demikian? Pada awalnya, aku kecewa. Bingung. "Ke mana pahlawanku yang kupuja selama ini?" Tetapi lama2 kutawarkan rasa. Dan rasa sayangku pada mereka tidak perlu sambil memikirkan berapa nilai yang mereka dapat dari profesi mereka.

I love you, mama dan papa.

Aku ingin sekali kalian bisa hidup tenang-aman-bahagia-saling mengasihi, dan semua-muanya. Supaya aku tahu kalian masing-masing sudah mengalami bagaimana rasanya "terpenuhi". Melakukan apa yang kalian inginkan dalam hidup. Dan dicintai-dikelilingi oleh anak cucumu, keluarga yang kau didik dan kau bangun selama ini.

I love u both.....
deep, deep.

No comments: