Once my uncle told me about japanese people work ethics.
Saat itu kami sedang membicarakan book binding. Om ku berkata, "Orang Jepang itu luar biasa. Apapun di tangan mereka keluarnya pasti bagus. Bahkan kalo bahan yang diberikan kepada mereka jelek, mereka akan berusaha membuatnya menjadi bagus".
Buat saya itu suatu cara pikir yang luar biasa. Kemauan untuk membuat sesuatu menjadi bagus tidak hanya melibatkan hasil secara teknis, tetapi juga kelapangan hati seseorang untuk 'mengangkat' orang lain yang bekerja dalam satu lingkaran bersamanya.
Misalnya saja, akhir-akhir saya makin sering menerima naskah yang menjengkelkan di kantor. Menjengkelkan itu banyak sebabnya, antara lain: Dialog yang terlalu banyak dalam satu halaman, sehingga saya harus menggambar tokoh banyak sekali berulang-ulang, ga efisien banget deh. Atau naskah yang berantakan. Penulis meminta ilustrator membuat diagram, tapi tidak dijelaskan dengan gambar, cuma pake kata-kata. Mesti 3 kali baca baru deh gue ngerti apa maksudnya. Atau satu penulis yang selalu memberi contoh gambar banyaaak sekali. Digambar ulang ga mungkin(ga cukup waktu), ga digambar jadinya tempelan banget. it's cartoon, not a real magazine.
Saya bisa saja menggambar seadanya dengan alasan naskah yang tidak optimal. Tapi kalau saya melakukan itu, sering ada yang ketuk-ketuk di otak saya, bilang bahwa saya belum berusaha cukup keras. Ada seribu satu cara melakukan segala sesuatu. Bahkan naskah yang jelek pun bisa menjadi menarik di tangan ilustrator.
Makanya saya suka ingat si orang Jepang yang diceritakan om saya itu, dan bercita-cita bisa jadi begitu.
Selamat sore!
=)
Thursday, July 24, 2008
Subscribe to:
Posts (Atom)