Tadi pagi ada sebuah keluarga yang menunggu untuk naik kowanbisata 509. Mereka menunggu di pinggir walaupun ada 509 yang berhenti di depan mereka (yang aku naiki). Yang mana menurutku keputusan yang bagus, karena kursi di bis sudah penuh semua, dan mengingat mereka terdiri dari seorang ibu (dengan kain gendongan melilit pundak dan leher), si bapak yang menggendong anak laki-laki usia dua tahun, dan dua anak perempuan kecil. Tunggu, belum selesai, masih ada satu anak laki-laki kecil.
Tapi akhirnya mereka naik juga! Dan mereka terpaksa berdiri di barisan paling depan. Empat kursi paling depan diduduki oleh dua mbak-mbak kantoran dan dua lelaki, satunya bapak-bapak. Dan mereka tidak beranjak sedikitpun dari kursinya. Si anak perempuan yang lebih besar digeser oleh ibunya supaya berpegangan pada besi yang melintang di jendela bis, tapi dia ngeyel maunya pegangan kursi bis yang di belakang supir.
Jadi ayah yang menggendong anak dan ibu dan tiga anak kecil itu bergoyang-goyang sepanjang jalan. Tapi kemudian ada seorang ibu tuna netra yang masuk. Serta merta si laki-laki di barisan depan itu menyentuh lengan si ibu dan membantu mendudukkannya di kursi itu.
Jadi kurasa kesimpulannya adalah: Orang jauh lebih tergerak ketika melihat seseorang yang invalid. Oh, juga wanita hamil. Tapi kalau yang naik adalah orang dengan usia berapapun tapi nampak segar, sehat, dan waktu naik dengan sesadar2nya tau dia harus berdiri di bis, well... berdirilah dia! There's only a little chance people will give you their seat!
Remember that, people! huehehehehhhh... see ya!
Wednesday, October 10, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment